Buruk.

Azura, gadis itu berlari dengan cepat sampai berhasil memasuki gedung pernikahan sang Papa. Nafasnya sangat memburu ketika ia berada di depan penerima tamu, kakinya terasa lemas karena harus berlari sejak 7 menit yang lalu.

Ia menyadari jika acara akad di dalam sana telah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Azura berjalan dengan perlahan memasuki ruangan yang di penuhi oleh para tamu undangan, mencari keberadaan Marvel agar ia tidak merasa sendirian.

Mata yang melirik itu lantas terhenti ketika ia melihat kekasihnya sedang berdiri di samping Kiara, membuat hati Azura terasa panas karena ia tidak menyukai jika Marvel terlalu dekat dengan adik tirinya. Dengan langkah tertatih, Azura menghampiri Marvel tanpa rasa malu. Banyak orang yang memperhatikan gadis itu karena gaun putih yang di pakai olehnya sangat kotor karena genangan air yang tidak sengaja Azura injak dengan keras.

Kiara menatap gaun Azura yang sama dengan dirinya, namun gaun yang Kiara pakai masih terlihat sangat bersih dan pantas untuk di pakai. Berbeda dengan milik Azura yang sudah terlihat kotor dan tidak enak untuk di lihat.

“Kak Azura kok gaunnya kotor banget sih? Kan ini acara Papa, gak ngehargain Papa banget kayaknya.” Ujar Kiara dengan nada yang sangat sinis.

Marvel menoleh ke sampingnya, ia melihat Azura yang sedikit berantakan dan gaun yang sangat kotor untuk di pakai. Dengan cepat, Marvel mendekati gadisnya, memberikan jaket yang ia pegang sejak tadi ke punggung Azura.

“Kamu kenapa bisa kotor gini?” tanya lelaki itu dengan heran.

“Ban mobil aku pecah, jadinya aku harus lari gara-gara udah telat.” jawab Azura dengan nada yang sangat manja.

Kiara menatap tidak suka kepada Azura. Gadis itu sangat tidak suka jika ada orang yang memberikan perhatian selain kepada dirinya. Ia sangat benci di abaikan.

“Kak Azura mending ganti baju, gih. Malu-maluin.” Ujarnya lagi, namun kali ini dengan nada yang lebih sinis dari sebelumnya. Azura tidak menjawab, bahkan ia tidak memperdulikan jika ada Kiara disana.

Kiara berdecak dengan sebal, matanya semakin menajam untuk menatap Azura yang sedang mengobrol dengan Marvel di depan dirinya. Dengan langkah yang sedikit keras ia hentakkan, Kiara berjalan disamping Azura dengan bahu yang sengaja ia tabrakan ke bahu Azura dengan keras.

Tubuh Azura tidak bisa mengimbangi dorongan tersebut, gadis itu berusaha menarik lengan Marvel. Namun, terlambat. Ia terjatuh ke arah meja yang di isi penuh dengan cemilan dan berakhir Azura yang tertimpa beberapa makanan karena tidak sengaja menarik kain yang menutupi meja tersebut.

Tubuhnya kini semakin terlihat berantakan karena banyak makanan yang tumpah diatas dirinya. Bahkan ada beberapa minuman yang tumpah diatas kepalanya.

Malu. Satu kata yang bisa menggambarkan perasaan Azura sekarang. Ia menoleh kearah Kiara, menatap gadis itu yang sedang tersenyum puas sambil melihat dirinya. Bahkan ada beberapa orang yang mengambil gambar Azura sekarang.

“Zura, aku bantu. Pelan-pelan.” Marvel membantu gadis itu untuk berdiri, namun belum ada ia menyentuh lengan Azura, gadis itu sudah menepisnya dengan kasar. Azura berdiri dengan sendirinya.

Dengan perasaan yang amat luar biasa malunya, Azura berlari keluar gedung. Entah kemana ia pergi, yang jelas Azura harus menyembunyikan dirinya yang sudah seperti tidak ada harga diri.