Rintik Lila

Rintikan hujan yang turun membuat dua insan tersebut dengan terpaksa bertepi untuk meneduh. Siapa sangka malam yang lelaki itu kira akan menjadi malam yang sangat indah berubah suram karena awan yang mulai menangis pada malam hari. Bukannya bersenang-senang tetapi lelaki itu malah melihat gadis yang ada disebelahnya menggigil karena kedinginan.

William melepaskan jaketnya yang ia pakai untuk menyampirkan jaket tersebut pada gadis yang ada disebelahnya. Matanya kembali terfokus pada motor yang mulai basah karena hujan yang turun dengan sangat derasnya.

“Lo ngapain kasih jaketnya ke gue?”

“Biar kamu gak kedinginan. Maaf, saya gak tau kalau misalkan hari ini bakalan hujan.”

Cilla tersenyum tipis ketika mendengar penuturan dari William. Tangan gadis itu terangkat untuk membenarkan rambut William yang sedikit berantakan. Mengusap sebentar rambut lelaki itu lalu kembali menurunkan lengannya.

Dengan cepat William langsung menggenggam tangan Cilla sebelum lengan gadis itu benar-benar turun dan berada disamping badannya. Tindakan tiba-tiba yang diberikan oleh William benar-benar membuat Cilla terkejut. Mata gadis itu membulat ketika punggung tangannya dicium oleh lelaki yang berada di sampingnya.

“Maaf belum bisa beri kamu kepastian. Nanti ya? Setelah saya selesai dengan urusan saya. Saya gak mau kamu keseret kalau saya kasih kamu kepastian sekarang.”