Tujuan.

Pukul 02.03 malam. Dimana suara jangkrik telah terdengar ditengah-tengah keheningan malam. Harusnya sekarang Heksa sudah terlelap untuk beristirahat dan memimpikan sesuatu yang indah. Namun, amarah sang bunda membuat lelaki itu masih terjaga.

Heksa sedang menghitung sebuah massa dan volume dalam pelajaran fisika dengan pesan dari sang Bunda yang masih terngiang di kepalanya. Sudah 6 jam Heksa berada diatas kursi belajar dengan otak yang berputar tanpa adanya jeda.

Heksa berusaha untuk mengisi semua lembar kisi-kisi yang diberikan. Berusaha untuk mengerti materi-materi yang gurunya telah ajarkan.

Mata itu sesekali terpejam karena karena kantuk yang mulai datang. Saat kepala Heksa hampir saja menyentuh buku, ia menyadari ada sesuatu yang menetes diatas kertasnya. Heksa kembali terjaga, melihat noda merah yang berada diatas kertas yang berisi coretan tersebut.

Dengan cepat lelaki itu mengambil beberapa lembar tissue. Menyumbat lubang kanan hidungnya yang mengeluarkan darah.

“Tidur, Sa. Lo udah kelamaan belajar.” gumam Heksa kepada diri sendiri.

Heksa langsung berdiri dari duduknya. Ia langsung membaringkan tubuhnya keatas kasur tanpa membereskan kembali buku-bukunya. Mata itu langsung terpejam, kesadarannya langsung direnggut oleh rasa kantuknya.

Tanpa adanya hitungan waktu, Heksa langsung benar-benar terlelap dengan tissue yang masih tersumpal di hidungnya.