Tulisan Pertama.

Derap langkah kaki dari seorang lelaki memasuki ruangan yang hanya ditempatkan oleh satu orang gadis yang sedang terbaring diatas brankar. Kedua kakinya terlihat di perban, begitu juga dengan keningnya yang di perban pada satu sisi saja. Haekal semakin mendekat dengan gadis yang masih terlelap hingga sekarang. Entah pengaruh obat bius ataupun belum terbangun sejak kecelakaan satu jam yang lalu.

Haekal berfikir hari ini adalah hari tersial untuknya. Jika ia hanya di mintai keterangan, tentu Haekal tidak masalah. Namun, lelaki itu harus bertanggung jawab karena menolak Kaira yang meminta bantuan. Haekal harus menemani Kaira hingga Kaira sembuh total.

Mata Haekal teralihkan ketika melihat Kaira yang melenguh pelan, lelaki itu langsung menjauh, ia memilih duduk di sofa dan tidak berdekatan dengan Kaira yang sudah terbangun sekarang.

“Haekal?” panggil gadis itu ketika melihat Haekal yang sedang duduk di sofa. Haekal tidak menjawab, ia hanya menaikan sebelah alisnya tanpa memberikan wajah ramah seperti biasanya. “Kok lo disini?”

“Awak media bawa-bawa nama gue. Gue di panggil polisi gara-gara gue gak nolongin lo, sekarang gue disiruh tanggung jawab.” ujar lelaki itu dengan singkat, padat dan sangat ketus di telinga Kaira.

“Oh, yaudah. Gue lanjut tidur ya. kalo lo mau pulang, pulang aja. Takut istri lo nunggu.”

“Gue gak boleh balik sama polisi. Disuruh nemenin lo sampe besok.”

Kaira menahan senyumannya ketika mendengar penjelasan dari Haekal. Gadis itu mengangguk pelan, ia kembali memejamkan matanya dengan selimut yang menutupi seluru badannya, bahkan wajah gadis itu tertutupi oleh kain penghangat.

Untuk kali ini Kaira beruntung, ia berhasil membuat Haekal berada didekatnya. Membuat Haekal tidak bisa kembali pulang kerumah keluarga kecilnya dengan alasan untuk menemani dirinya. Hari ini telah menjadi hari keberuntungan Kaira. Ini bisa ia jadikan kesempatan untuk mengambil hati Haekal kan?